Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

About Me

Pages

RSS

CARA MEMASANG DISTRIBUTOR
 
 
Memasang distributor merupakan salah satu dari langkah penyetelan awal sebelum menghidupkan mesin. Hal ini dikarenakan distributor adalah komponen yang sangat penting dalam sistem pengapian. Terkait dengan hal tersebut distributor memiliki beberapa peranan penting, antara lain:
1. Membagi tegangan tinggi dari koil ke busi pengapian sesuai dengan urutan penyalaan (Firing Order).
2. Sebagai tempat pemutusan arus primer koil. Membuka-tutup platina untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi.
3. Mengatur timing pengapian, dengan bantuan ,governor advancer, advance vacum dan oktan selector.
4. Menggerakkan pompa oli.
Karena perannya yang penting, maka dalam memasang distributor harus benar, jika tidak maka akan membuat mesin akan sulit hidup akibat dari pengapian yang tidak berjalan dengan benar. Langsung saja kita bahas bagaimana cara memasang distributor. Sebelum melakukan pemasangan distributor, hendaknya anda menyiapkan peralatan yang akan digunakan:
1. Tool box (obeng minus, kunci ring)
2. Kunci busi
3. Kunci T 12
4. Timing light
5. Majun
6. Buku manual (jika ada)
Distributor Delco
Cara Memasang Distributor
Sebelumnya perlu diperhatikan, bahwa tutorial ini dilakukan pada mesin Toyota Kijang 5K dengan distributor delco. Namun, anda tidak perlu khawatir jika mobil anda berbeda jenis, karena tutorial dibawah ini mengajarkan tentang konsep dasar pemasangan distributor, jadi untuk mesin dan distributor yang berbeda dapat menyesuaikan.
1. Menepatkan top kompresi silinder 1 atau 4 dengan cara sebagai berikut:
Cara Pertama: 
a. Membuka penutup rocker arm pada cover kepala silinder. Atau juga bisa membuka cover kepala silinder.
b. Memutar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 10 pada tutup rantai timing. Angka 10 menyatakan 10 derajat sebelum TMA/Titik Mati Atas dimana waktu busi memulai meletikkan bunga api. (Untuk beberapa mobil mungkin berbeda, ada yang 8 derajat sebelum TMA, jadi lihatlah pada buku manual/spesifikasi standar pabrik).
c. Memeriksa kedua rocker arm atau push rod pada silinder 1 atau 4. Apabila kedua rocker arm (buang dan masuk) atau push rod untuk silinder 1 dalam keadaan bebas, berarti silinder 1 pada posisi top kompresi. Bebas disini berarti rocker arm tidak menekan katup sehingga waktu kompresi kedua katup akan menutup. Demikian juga sebaliknya untuk silinder 4.
Catatan Penting!!
Untuk menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Putar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang bergerak.
- Apabila yang bergerak katup masuk silinder 1 pada saat anda memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang sedang top kompresi adalah silinder 1.
Cara Kedua: 
a. Melepas busi silinder 1 atau 4.
b. Sumbat lubang busi dengan majun (tekan dengan obeng supaya rapat).
c. Putar kunci kontak ke posisi start kurang lebih 1 detik hingga majun terlempar ke luar dari lubang busi.
d. Putar balik poros engkol hingga tanda pada puli segaris dengan angka 10 pada tutup rantai timing. (Untuk beberapa mobil mungkin berbeda, ada yang 8 derajat sebelum TMA, jadi lihatlah pada buku manual/spesifikasi standar pabrik).
2. Memasukkan distributor hingga rotor distributor menghadap ke terminal distributor silinder 1 atau 4 (tergantung top kompresinya). Atur posisi alur pada pompa oli sehingga poros distributor dapat masuk dengan mudah. Pastikan distributor masuk hingga body distributor bersentuhan dengan blok mesin.
Catatan Penting!!
Sebelum memasukkan distributor, putar rotor sekitar 30 derajat (hanya perkiraan) berlawanan putaran arah rotor, lalu atur posisi alur pada pompa oli. Harapannya agar waktu terpasang rotor tepat menghadap ke terminal distributor silinder 1 atau 4.
3. Memutar kunci kontak ke posisi ON.
4. Memutar rumah distributor berlawanan dengan arah putaran rotor dan hentikan saat kabel tegangan tinggi dari koil mengeluarkan bunga api. Atau bisa juga melihat pada platina yang mengeluarkan bunga api. Hal ini dilakukan untuk menepatkan saat pengapian dimana saat 10 derajat sebelum TMA busi mulai meletikkan bunga api.
5. Memasang baut pengikat klem body distributor. Pastikan posisi distributor tidak bergeser saat memasang baut.
6. Memasang tutup distributor. Pastikan pula rotor sudah terpasang sebelum memasang tutup distributor.
Tutup Distributor
7. Memasang kabel busi sesuai urutan penyalaan atau FO/Firing Order. (Firing Order/Urutan Penyalaan untuk mesin kijang adalah 1-3-4-2, kebanyakan mesin 4 silinder memakai FO tersebut. Untuk lebih jelas lihatlah buku manual).
8. Menghidupkan mesin.
9. Melakukan pengecekan dengan menggunakan timing light. Lakukan pengaturan ulang jika waktu pengapian yang ditunjukkan di puli dengan timing light belum tepat.
10. Membersihkan alat, dan tempat kerja.
Dari langkah-langkah di atas, secara singkat langkah-langkah utamanya adalah:
1. Menempatkan top kompresi silinder 1 atau 4 dengan memutar puli poros engkol.
2. Menepatkan tanda pada puli sesuai dengan waktu pengapian. 
3. Menentukan top kompresi 1 atau 4 dengan meraba rocker arm/push rod yang bebas atau melepas busi.
4. Memasukkan distributor ke tempatnya. Dengan memastikan posisi rotor menghadap terminal 1 atau 4 (sesuai top kompresinya).
5. Menepatkan posisi platina hingga mulai membuka/mulai meletik. Lalu memasang baut pengikat distributor.
6. Memasang tutup distributor dan kabel busi sesuai Firing Order.
Kesalahan yang Sering Terjadi

Dalam memasang distributor ada beberapa kasus kesalahan yang sering dilakukan peserta praktik, kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
1. Salah dalam menentukan top silinder. Lupa untuk mengecek pada rocker arm dan push rod.
2. Pemasangan distributor dimana rotor salah arah terminal.
3. Piston belum ditopkan kompresi. Akibat dari belum menepatkan tanda pada puli.
4. Waktu pengapian tidak tepat. Akibat dari belum menepatkan tanda pada puli atau bukaan pada platina.
5. Salah FO atau salah menempatkan kabel busi. Ciri-cirinya adalah terjadi ledakan.
6. Kabel pengapian belum dipasang. Yang dimaksud adalah kabel arus primer dari - (negatif) koil ke distributor.
7. Rotor belum dipasang. Rotor berfungsi membagi dan menyalurkan tegangan tinggi ke terminal kabel busi.
8. Distributor belum masuk keseluruhan sampai body distributor bersentuhan dengan blok mesin.
9. Posisi distributor bergeser saat memasukkan baut pengikat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL
 
 
Bagian-Bagian Motor Starter Konvensional
Konstruksi Motor Starter Model Konvensional 
Solenoid (Magnetic Switch)
Solenoid disebut juga dengan magnetic switch Pada solenoid terdapat 3 buah terminal, yaitu terminal 30, terminal 50 dan terminal C. Terminal 50 adalah terminal yang dihubungkan dengan ST (starter) pada kunci kontak. Terminal 30 adalah terminal yang langsung di hubungkan dengan positif baterai dengan menggunakan kabel yang cukup besar agar arus yang besar dapat mengalir saat di- start. Pada model yang lain solenoid kadang mempunyai 4 buah terminal yaitu terminal 30,50,C dan B. Terminal B biasanya dipasangkan dengan terminal B pada koil pengapian yang mempunyai terminal B. Di dalam solenoid terdapat dua buah kumparan yang disebut hold in coil dan pull in coil.

Kumparan penarik (pull in coil) kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan terminal C, bila kunci kontak dalam keadaan tertutup, arus mengalir dari terminal 50 ke kumparan pull in coil kemudian ke terminal C lalu ke massa (melalui kumparan pada motor starter). Pada saat yang sama arus juga mengalir dari terminal 50 ke kumparan hold in coil kemudian ke massa. Akibatnya akan terjadi medan magnet pada pull in coil dan hold in coil sehingga plunyer tertarik. Tertariknya pluyer terutama di akibatkan oleh medan magnet yang di hasilkan oleh pull in coil.

Kumparan pull dan hold in coil yang di aliri arus Plunyer dapat tertarik pada saat pull in coil di aliri arus, karena posisi pluyer tidak simetris atau tidak ditengah kumparan sehingga saat terjadi medan magnet pada pull in coil, plunyer akan tertarik dan bergerak (ke kanan) sehingga plat kontak menempel menghubungkan terminal utama (30) dan terminal penghubung (C). Dengan kejadian ini, maka terminal 30 dan terminal C akan terhubung secara langsung melalui plat kontak. Pada sisi sebelah kiri plunyer dihubungkan dengan tuas penggerak (drive lever) yang ikut tertarik oleh plunyer saat pull in coil bekerja untuk mendorong gigi pinion bergerak maju berkaitan dengan roda gigi penerus (fly wheel).

Plat kontak menempel dan arus mengalir dari terminal 30 ke C, kumparan penahan (hold in coil) kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan bodi solenoid yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga plat kontak tetap dapat menempel dengan terminal utama dan terminal penghubung (menghubungkan terminal 30 dan terminal C) . Hold in coil diperlukan karena pada saat plat kontak terhubung dengan terminal 30 dan terminal C, maka tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50 dan terminal 30. Hal ini menyebabkan arus tidak mengalir dari terminal 50 ke pull in coil dan kemagnetan pada pull in coil menjadi hilang. Untuk mempertahankan posisi plat kontak tetap menempel maka hold in coil berperan dengan tetap menghasilkan medan magnet sehingga arus yang besar tetap dapat mengalir ke motor starter lewat plat kontak (motor starter tetap berputar.

Saat kunci kontak terbuka apabila kunci kontak dibuka (mesin sudah hidup), maka tidak ada arus yang mengalir ke terminal 50, pada saat ini plat kontak masih menempel dan menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Arus mengalir dari terminal C ke kumparan pull in coil, ke kumparan hold in coil, kemudian ke massa. Arah aliran arus pada ke dua kumparan tersebut berlawanan sehingga menghasilkan medan magnet yang saling berlawanan, hal ini menyebabkan terjadinya demagnetisasi atau saling menetralkan medan magnet sehingga plunyer akan kembali keposisi asalnya karena terdorong oleh pegas pengembali.

Overrunning Clutch (Kopling Starter)
Kopling starter (overrunning clutch atau starter clutch) ketika mesin dihidupkan pinion pada motor starter dan fly wheel (ring gear) satu sama lainnya saling berkaitan dengan fly wheel maka sekarang fly wheel dapat memutarkan motor starter. Karena roda gigi pada fly wheel jumlahnya jauh lebih banyak maka putaran gigi pinion pada motor starter menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat merusak motor starter terutama pada bagian armature, bantalan (bearing), kommutator dan sikat (brush).Untuk mencegah kerusakan tersebut, maka dipasang kopling starter yang bisa berputar dengan arah satu saja. Artinya pada saat motor starter berputar gaya putar poros motor starter dapat di salurkan ke fly wheel sehingga poros engkol dapat berputar, tetapi saat mesin sudah hidup, mesin tidak dapat memutarkan motor starter, kopling starter akan membebaskan putaran dari fly wheel ke motor starter. Ada beberapa tipe kopling starter, yaitu:
  • tipe roller 
  • tipe plat banyak 
  • tipe sprag
tipe roller
tipe roller
Kerja kopling starter Apabila motor starter bekerja, poros armature akan memutarkan rumah kopling searah jarum jam.Pegas pada kopling starter akan mendorong plunyer dan roller bergerak ke kiri berlawanan dengan gerakan putar rumah kopling. Akibatnya, roller akan terjepit di daerah yang sempit antar lubang roller pada rumahh kopling dan inner race. Karena roller terjepit, maka inner race akan terkunci dan ikut berputar bersama-sama dengan rumah kopling. Karena inner race menjadi satu kesatuan dengan gigi pinion, maka gigi pinion akan berputar berputar dan menggerakkan fly wheel. Jika mesin sudah hidup dan gigi pinion masih berhubungan dengan fly wheel, maka sekarang fly wheel akan memutarkan gigi pinion dan inner race. Gerakan putar inner race ini menyebabkan roller terdorong dan bergerak ke arah kanan sehingga berada pada daerah lubang roller yang longgar. Hal ini menyebabkan roller dapat berputar dengan bebas (roller tidak terjepit) sehingga rumah kopling tidak ikut berputar, dengan demikian kopling akan membebaskan/memutuskan putaran mesin ke motor starter.
Kopling Starter Tipe Plat Banyak 
 

Spline dibentuk sesuai dengan poros armature untuk menyesuaikan bentuk spline yang ada disisi dalam advance sleeve dan dapat bergerak meluncur. Plat kopling penggerak digabungkan ke groove (ulir) pada advance sleeve. Cara kerja kopling tipe plat banyak adalah sebagai berikut: pinion motor starter di dorong ke fly wheel oleh tuas pemindah (shift lever). Dalam keadaan ini jika pinion tertahan, maka putaran poros armature disalurkan ke advaance sleeve sehingga advance sleeve terdorong ke arah pinion melalui spilne. Gaya dorong ini diteruskan dari adavance sleeve ke pegas penggerak (driving spring) melalui plat kopling sehingga plat penggerak tertekan. hal ini akan menghasilkan tekanan pada permukaan kedua kopling dan menyalurkan gaya putar hasil gesekan pada keduanya. Setelah mesin hidup, gaya putar pada pinion akan lebih cepat dari poros armature, sehingga advance sleeve akan berputar dengan arah yang berlawanan dengan pinion dan kedua plat kopling terbebas sehingga gaya putar mesin tidak akan tersalurkan ke poros armature.
Kopling Starter Tipe Sprag 
 

Kopling tipe ini digunakan untuk mesin-mesin berat, cara kerjanya adalah sebagai berikut: outer race digerakkan oleh poros armature motor starter. Ketika mesin dihidupkan, outer race dan inner race akan menyatu karena gerakan outer race akan menyebabkan sprag terjepit diantara inner dan outer race. Hal ini menyebabkan inner race berputar secara bersamaan dengan outer race. Saat mesin hidup dan fly wheel menggerakkan pinion, inner race akan berputar lebih cepat dibanding outer race, sehingga sprag akan terdorong oleh inner race dan menyebabkan sprag tidak terjepit diantara inner dan outer race. Akibatnya inner dan outer race akan saling terbebas dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke motor starter.
Armature 
Armature terdiri dari beberapa bagian yaitu poros armature, kumparan, inti armature dan kommutator. Plat besi yang tipis digabung menjadi satu bentuk inti armature. Kumparan dililitkan pada inti armature dan dihubungkan dengan inti kommutator. Setiap segmen kommutator diisolasi dari segmen-segmen yang berada didekatnya. Sebuah poros baja dipasangkan pada lubang tengah inti armature. Kommutator terpasang pada poros tersebut dengan diberi isolasi. Kedua ujung poros ditopang oleh bantalan dan dapat berputar dengan bebas didalam yoke. Shaft pada armature terbuat dari baja khusus agar tidak mudah patah, bengkok atau berubah akibat adanya gaya yang besar. Poros armature mempunyai ulir atau spline dimana pinion bisa meluncur.

Armature pada daerah luar armature ada slot isolator untuk kumparan armature dengan tujuan agar inti besinya tidak overheating. Inti besi pada armature akan memperkuat medan magnet yang di hasilkan oleh kumparan armature. Besar kecilnya kumparan armature akan mempengaruhi besar kecilnya arusyang mengalir ke kumparan armature. Besar kecilnya arus akan mempengaruhi kuat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan armature sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya gaya putar yang dihasilkan.
Kumparan armature dialiri arus yang besar sehingga terbuat dari konduktor persegi yang digulung. Kumparan disisipkan kedalam slot yang sudah diisolasi dimana satu ujung kumparan disolder ke satu segmen kommutator dan satu ujung lainnya ke satu segmen kommutator lain. Karena itulah gaya putar yang dihasilkan dari masing-masing kumparan pada saat arus nya mengalir akan menyebabkan armature berputar. Bentuk inti besi nya ditunjukkan pada gambar dibawah umumnya dua kumparan disisipkan kedalam satu slot. Bahan untuk membungkus kumparan armature adalah kertas mika, fiber, atau plastik.
macam-macam bentuk inti besi
macam-macam bentuk inti besi 
Kommutator 
Kommutator berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan melalui sikat positif ke kumparan armature dan dari kumparan armature ke sikat negatif. Bentuk kommutator yang terbuat dari plat tembaga yang disusun dalam bentuk melingkar dengan isolator (mika) diantara plat-plat tersebut. Kumparan armature disolder pada plat kommutator. Dengan cara tersebut maka arus dapat mengalir dari sikat dalam satu arah kekumparan armature. Bagian dalam kommutator lebih tipis dari bagian luarnya. Untuk mencegah agar tidak mudah lepas, maka kommutator dipasangkan dengan mika berbentuk V atau ring penejepit berbentuk V. Masing-masing plat potongan kommutator dibungkus dengan mika yang ketebalannya sekitar 1 mm dan diameternya 0.5-0.8 mm lebih kecil dari diameter luar kommutator. Selama berputar kommutator selalu berhubungan dengan sikat yang dialiri arus yang besar diantara sikat dan kommutator. Karena itulah temperaturnya lebih tinggi sehingga mudah aus.
Kumparan Medan (Field Coil) 
Kumparan medan berfungsi untuk menghasilkan medan medan magnet yang diperlukan untuk memutarkan armature. Arus listrik yang mengalir kekumparan medan berasal dari terminal C solenoid. Kumparan medan adalah kumparan yang dililitkan pada inti kutub yang terbuat dari besi untuk menghasilkan medan magnet (terbentuk kutub utara dan kutub selatan) pada saat arus besar mengalirinya. Inti kutub terpasang pada rumah motor starter (yoke). Inti kutub dan rumah starter berfungsi juga untuk meningkatkan dan mengkonsentrasikan medan magnet yang dihasilkan kumparan medan. Kumparan medan terbuat dari kawat tembaga persegi dengan luas penampang yang cukup besar. Jumlah kumparan medan pada motor starter biasanya 2 buah atau 4 buah. Ujung kumparan medan terhubung dengan terminal C pada solenoid dan ujung-ujung lainnya dihubungkan dengan sikat. Ada 2 macam tipe magnet yang digunakan pada motor starter yaitu kumparan medan dengan elektromagnetic dan magnet permanen. Konstruksi dan komponen-komponen pendukungnya ditunjukkan pada gambar berikut.
 

Ada beberapa jenis hubungan antara kumparan medan dan armature yang digunakan untuk motor arus searah (DC) yaitu jenis gulungan seri, jenis gulungan shunt(paralel), tipe gulungan compound atau campuran, dan sejarang sudah ada gulungan yang menggunakan magnet permanen. Berikut penjelasan tentang jenis-jenis hubungan kumparan medan dan armature yang dipakai pada motor starter.
Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Seri

Gambar diatas memperlihatkan hubungan seri antara kumparan medan dan armature. Saat motor starter bekerja arus mengalir melalui kumparan medan kemudian ke kumparan armature dan ke massa melalui sikat. Ciri khas jenis ini adalah dapat memberikan daya putar yang besar namun tidak membuat arus yang berlebihan pada beban tinggi karena kecepatan putarannya dapat diatur secara otomatis sesuai dengan besar bebannya. Namun demikian tanpa beban kecepatan putarannya akan sangat tinggi sehingga motornya harus ditangani dengan benar agar tidak rusak. Karena itulah jenis motor ini banyak digunakan untuk motor starter. Karakteristik motor ini adalah sebagai berikut. Besarnya gaya putar pada motor adalah sesuai dengan besar arus armature dan kekuatan medan magnet. Kekuatan medan magnet ditentukan oleh arus kumparan medan dan arus armature. Grafik karaktristiknya tampak pada gambar dibawah ini. Pada saat arus armature nya besar maka gaya putarannya akan meningkat,

Arus armature berbanding terbalik dengan gaya elektromotif yang dihasilkan oleh motor. Gaya elektromotif adalah berbanding lurus dengan kecepatan motor atau maki cepat putaran motor makin besar gaya elektromptif lawan yang dibangkitkan. Oleh karena itulah arus armaturenya adalah berbanding terbalik dengan kecepatan motor. Seperti terlihat pada grafik, ketika kecepatannya renadah atau (bebannya tinggi) gaya putarannya akan tinggi karena arus pada armature naik, oleh karena itu gulungan model seri banyak dipakai pada motor starter. 
Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Shunt (Paralel)

Kumparan armature dan kumparan medan pada tipe ini dihubungan secara paralel. Sumber tegangan diberikan kemasing-masing kumparan dan masing-masing kumparan mempunyai massa sendiri. Kecepatan putaran motor jenis ini dapat di dengan mudah dengan mengatur arus yang mengalir ke kumparan medan. Gulungan jenis ini dapat digunakan pada motor dengan putaran yang tetap dan putarannya tidak akan berubah meskipun bebannya beragam. Akselerasi dan deselerasi kecepatan motor nya bisa divariasi tergantung dari arus kumparan medan. motor jenis ini diguanakan untuk window washer, cooling fan, power window dan sebagainya.

Skema motor jenis shunt (paralel) Karakteristik motor jenis ini, gaya putarannya berbanding lurus dengan arus armature dan kekuatan medan magnet pada kumparan medan. namun pada tipe ini kekutan medan magnetnya tidak dapat diubah sehingga grafiknya akan terlihat seperti gambar grafik diatas, karena itulah begitu arus armature nya besar(bebannya tinggi) maka gaya putarannya akan meningkat. Namun demikian ratio kenaikkannya lebih kecil dibandigkan dengan tipe gulungan seri.

Kecepatan putaran motor berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kekuatan medan magnet. Karena itulah ketika sumber power nya adalah baterai, maka tegangannnya akan stabil dan medan magnet tidak berubah, sebagai akibatnya ketika arus armature naik, maka tegangannya akan sedikit turun namun kecepatan putarannya hampir tetap konstan. 

Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Campupran (Compound)

Motor starter tipe ini kumparan armature dan satu kumparan medan dihubungkan secara seri dan dihubungkan juga kekumparan medan lainnya secara paralel. Arah kutub pada kedua kumparan medan ini adalah sama. Tipe ini adalah gabungan dari karakteristik tipe seri dan tipe paralel.

Pada saat motor starter melakukan start, ,motor ini mempunyai gaya putar yang besar seperti yang dimiliki oleh tipe kumparan seri, Setelah di start, motor ini akan berputar secara tetap seperti yang telah dimiliki oleh kumparan shunt. Jadi motor jenis ini struktur nya lebih rumit dibandingkan dengan jenis seri, Motor jenis ini biasanya digunakan untuk jenis wiper.
Motor Jenis Magnet Permanen 
Beberapa magnet permanen dibuat dari campuran boron, neodinium, dan besi yang dipasang pda rumah motor starter. Penggunaan magnet permanen dapat menghasilkan rangkaian kumparan medan magnet dan mengurangi berat motor starter sampai dengan 50%. Ciri utama motor jenis ini adalah ringan dan mempunyai daya magnet yang kuat. Kumparan medan dan inti kutub sudah tidak ada lagi. Kebutuhan arus listrik hanya digunakan untuk kumparan armature. Apabila arah arus dibalik maka arah putaran motor starter juga berubah. Hal ini karena arah kutub magnet permanen tidak berubah. Namun arah kutub armature dan elektromagnetik dapat diubah sesuai dengan arah arus. Tipe motor ini juga digunakan untuk windshield wiper motor, servo motor untuk mengontrol kecepatan idle ECU engine, motor step, pompa bahan bakar dan sebagainya.

Sikat dan Pemegang Sikat (Brush and Brush Holder) 
Empat buah sikat biasanya dipasang pada motor starter, dua untuk sikat positif dan dua lagi untuk sikat negatif, sikat atau brush sendiri berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan kekumparan armature (pada motor dengan gulungan tipe seri) melalui kommutator dan menyalurkan arus dari kumparan armature melalui kommutator ke massa. Dua sikat ditopang oleh pemegang sikat berisolasi (disebut dengan sikat positif), dan dua sikat lainnya ditopang oleh pemegang sikat yang terhubung dengan massa dan disebut sikat negatif. Sikat terbuat dari karbon, karbon graphit (electrical graphitic carbon, atau karbon graphit logam yang mempunyai kemampuan pelumasan dan kemampuan mengalirkan arus listrik yang baik.

Motor starter dialiri arus yang besar dan beroperasi dengan jangka waktu yang pendek, maka bahan Metallic graphitic carbon untuk tegangan rendah dan arus listrik besar biasanya dipakai oleh motor starter. Sikat Metallic grhapitic carbon terbuat dari bubuk tembaga dan grhapite yang mempunyai rasio tembaga sekitar 50-90%, sehingga tingkat tahananya rendah. Agar sikat dapat mengalirkan arus ke kumparan armature melalui kommutator, sikat harus kontak dengan kommutator. Kontak antara sikat dengan kommutator dijamin oleh pegas sikat yang dapat menjaga sikat selalu menempel dengan kommutator meskipun ada gerakan naik-turun akibat kommutator yang kurang rata atau faktor lainnya.

Tuas Penggerak (Drive Lever) 
Tuas penggerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion agar bisa berkaitan dengan gigi roda penerus (flywheel) pada saat motor starter dioperasikan. Bagian atas dari tuas penggerak ini dikaitkan dengan plunyer pada solenoid dan bagian bawahnya berhubungan dengan hub pada kopling starter (overrunning clutch). Gerak mendorng tuas tersbut berasal dari kaitan tuas plunyer (stud bolt) pada solenoid.
Tuas penggerak pada motor starter
Tuas penggerak pada motor starter

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

 CARA MENYETEL CELAH KATUP
 
 
Menyetel celah katup (valve clearance) merupakan salah satu dari langkah penyetelan awal sebelum menghidupkan mesin. Hal ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja dari mesin 4 tak. Terkait dengan hal tersebut ada beberapa alasan mengapa celah katup perlu untuk disetel, yaitu:
Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Kalau celah katup terlalu longgar atau terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti halnya sebagai berikut: 
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran.
Karena perannya yang penting, maka dalam menyetel celah katup harus benar, jika tidak maka akan menimbulkan masalah-masalah seperti diatas, dan tentunya umur dari mesin menjadi lebih pendek. Langsung saja kita bahas bagaimana cara menyetel celah katup. Sebelum itu, hendaknya anda menyiapkan peralatan yang akan digunakan:

1. Tool box (obeng minus/plus, kunci ring)
2. Kunci busi
3. Kunci T 12
4. Feeler gauge
5. Majun
6. Buku manual (jika ada)
Mekanisme Katup OHV
Cara Menyetel Celah Katup

Sebelumnya perlu diperhatikan, bahwa tutorial ini dilakukan pada mesin Toyota Kijang 5K dengan mekanisme katup seperti gambar diatas (OHV), dan FO 1-3-4-2. Namun, anda tidak perlu khawatir jika mobil anda berbeda jenis, karena tutorial dibawah ini mengajarkan tentang konsep dasar cara menyetel katup, jadi untuk mesin dan mekanisme katup yang berbeda dapat menyesuaikan.
A. Persiapan
  1. Siapkan mesin, alat dan bahan yang diperlukan.
  2. Periksalah oli mesin, air radiator dan bahan bakar.
  3. Hidupkan mesin untuk pemanasan kurang lebih 5 menit.
  4. Membuka cover kepala silinder.
B. Cara Menyetel Celah Katup
1. Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 0 pada tutup rantai timing.
2. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang bergerak. Lihatlah katup masuk atau push rod katup masuk pada silinder 1 atau 4 sambil menggerak-gerakkan puli poros engkol.
b) Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1. Begitu juga sebaliknya.
3. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau 4. Caranya dengan melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan puli poros engkol sambil melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod yang tidak bergerak maka boleh disetel.
4. Setel celah katup sesuai spesifikasi. Penyetelan dilakukan dengan cara:
a) Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.
b) Menempatkan atau memasukkan feeler gauge ke dalam celah antara rocker arm dengan batang katup.
c) Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/mengendorkan) baut penyetel dengan obeng.
d) Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler gauge. Ulangi cara tersebut jika belum menemukan kesesuaian.
5. Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda pada puli bertepatan dengan tanda 0 pada tutup rantai timing.
6. Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum disetel sesuai spesifikasi.
7. Coba hidupkan mesin, apakah sudah halus atau belum? Jika sudah maka anda berhasil.
7. Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang komponen lainnya.
8. Bersihan objek kerja, alat, dan juga tempat kerja.
Kesalahan yang Sering Terjadi
1. Salah menentukan top kompresi silinder.
2. Salah menentukan katup yang boleh disetel.
3. Salah dalam menggunakan feeler gauge.
4. Piston lupa dan belum ditopkan.
5. Celah terlalu kendor atau terlalu rapat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

 KOMPONEN MOTOR STARTER DAN FUNGSINYA
 
Sistem starter menggunakan motor listrik sebagai pemutar sehingga sistem bahan bakar dan sistem pengapian (pada mesin bensin) dapat bekerja. Motor starter menggerakkan atau memutarkan mesin pada saat gigi pinion dan gigi ring gear pada roda penerus (fly wheel) berkaitan. Beberapa komponen yang ada pada motor starter antara lain adalah baterai, kunci kontak, netral switch (hanya ada pada jenis tertentu), magnetic switch dan motor starter.
Komponen dan Rangkaian Sistem Starter

Kali ini saya akan menjelaskan secara singkat mengenai fungsi-fungsi komponen pada sistem starter :
  1. Baterai berfungsi sebagai sumber energi yang menyediakan arus listrik untuk motor starter sehingga dapat bekerja dan memutarkan mesin.
  2. Kunci kontak berfungsi untuk mengaktifkan sistem starter dengan memberikan arus dari terminal ST (starter) pada kunci kontak ke solenoid. Skema kunci kontak dan terminal nya digambarkan pada gambar di samping ini. Pada sistewm starter terminal yang dipakai adalah terminal ST dan dihubungkan dengan motor starter pada terminal 50.
  3. Saklar netral pada transmisi berfungsi sebagai pengaman saat mesin distart agar kendaraan tidak meloncat atau jalan saat distarter. dengan adanya pengaman ini, maka saat gigi transmisi berada pada posisi tertentu mesin tidak dapat distart kecuali gigi transmisi dalam keadaan netral. Tidak semua kendaraan dilengkapi dengan pengaman ini, jadi hanya pada kendaraan tertentu saja dan biasanya pada mobil matic.
  4. Solenoid berfungsi sebagai saklar utama yang memungkinkan arus yang besar mengalir dari baterai ke motor starter. Selain itu, solenoid juga berfungsi untuk mendorong roda gigi pinion motor starter sehingga berkaitan dengan roda gigi penerus (ring gear). Solenoid bekerja berdasarkan gaya magnet yang dibangkitkan oleh kumparan yang ada di dalamnya.
  5. Motor starter berfungsi untuk mengubah energi listrik yang berasal dari baterai menjadi energi mekanik atau energi gerak. Tenaga yang dihasilkan digunakan sebagai penggerak awal untuk memutarkan poros engkol melalui roda penerus atau fly wheel sehingga proses kerja mesin dimulai dari langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang dapat terjadi dan mesin dapat hidup. Motor starter yang banyak digunakan ada beberapa macam yaitu motor starter tipe konvensional, motor starter tipe reduksi dan motor starter tipe planetari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS



Transmisi otomatis


Potongan transmisi otomatis
Gigi planetari pada transmisi otomatis.
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.

Moda transmisi otomatik

Transmisi otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu. Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L, sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.
Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti berikut:
  • P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini sehingga kendaraan tidak bisa didorong.
  • R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
  • N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
  • D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
  • 2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
  • 1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai pada medan yang sangat curam.
Sedangkan opsionalnya adalah :
  • 3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada posisi gir atas.
  • O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Varian AT

  • 5A/T.Tidak banyak berbeda dengan transmisi 4A/T,hanya formatnya yang berbeda.Jika format 4A/T adalah P-R-N-D-S/2-L/1 maka 5A/T memiliki format P-R-N-D-D3 (atau) O/D-2-1.5A/T digunakan pada mobil tahun 1990'an sampai sekarang (jarang mobil menggunakan 5A/T sebelum era 90'an mereka masih memakai 4A/T),antara lain:Suzuki Grand Vitara,Honda Brio,Honda Freed,Honda Fit/Honda Jazz,dsb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Motor Diesel 4 Langkah dan 2 Langkah


Motor  Diesel
Suatu Motor pembakaran  dalam jenis torak  dimana cara pembakaran bahan bakarnya  dilakukan dengan cara  Menyemprotkan /Menginjeksikan  bahan bakar ke dalam udara yang memiliki tekanan  dan temperatur tinggi akibat dari kompresi udara murni di dalam silinder.
BeRdasarkan Siklus Kerja:

Motor Bakar Sistem Dua Langkah
 Suatu motor Pembakaran dalam jenis torak dimana untuk menghasilkan kerja memerlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol.

Cara kerja motor diesel dua langkah

Langkah pertama (torak dari tma menuju tmb)
Sesaat sebelum torak mencapai TMA terjadi Penyemprotan/Injeksi bahan bakar, di susul proses pembakaran sehingga (T) ­ & (P) ­, mendorong torak menuju TMB dan memutarkan poros engkol.
            Karena torak menuju TMB (V) ­&(P) ¯ berakhir ketika ujung atas torak  melewati  saluran buang dan terjadi penyesuaian (P), sehingga gas sisa pembakaran keluar sampai
            (P) dalam silinder= (P)atm.
            Ketika saluran buang masih terbuka, saluran bilas terbuka dan udara murni yang ada pada  ruang  bak engkol mengalir kedalam silinder,  hal ini terjadi karena (P) ­ di luar bak engkol  akibat saluran pengisian tertutup.

Langkah kedua (torak dari tmb menuju tma)
            Torak bergerak dari TMB menuju TMA, dimana pengisian udara murni terus berlangsung selama  saluran bilas terbuka, sama halnya pengeluaran gas sisa pembakaran juga  terus berlangsung sampai torak menutup saluran pembuangan.  Setelah saluran bilas dan saluran buang tertutup, mulai terjadi proses kompresi udara sampai sesaat torak mencapai TMA, di susul oleh penginjesiaan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.

Cara kerja motor diesel empat langkah

1. Langkah masuk ( intake stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah).
-Katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.
-Karena piston bergerak ke bawah maka di dalam silinder terjadi kevacuman sehingga udara bersih akan terhisap dan mengalir masuk ke dalam ruang silinder melalui katup masuk.

2. Langkah kompresi (compression stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston akan bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
-Kedua katup (katup masuk dan buang) tertutup.
-Karena piston bergerak ke atas dan kedua katup tertutup maka udara bersih di dalam silinder akan terdorong dan di mampatkan di ruang bakar, akitaanya tertekan dan temperatur udara menjadi tinggi.

3. Langkah  injeksi (ignition) dan langkah pembakaran (combustion stroke)
a. Pembakaran awal
pada akhir langkah kompresi sebelum piston mencapai TMA (titik mati atas), injector akan mengabutkan bahan bakar dan akan berbampur dengan udara yang tertekan dan bertemperatur tinggi (700-900 C) dengan tekanan 70-90 kg/cm3.
b. Pembakaran sempurna
karena tekanan dan temperatur yang tinggi maka bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya di dalam ruang bakar, hal ini akan menimbulkan daya dorong sehingga piston akan bergerak dari TMA ke TMB.

4. Langkah buang (exhaust stroke)
yang terjadi adalah :
-Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
-Katup buang membuka dan katup masuk tertutup, karena piston bergerak ke atas maka gas sisa hasil pembakaran akan terdorong ke luar melalui katup buang.

Pembilasan pada motor diesel dua langkah
1.      PEMBILASAN TUKIK
a.       Mempergunakan cara pembukaan dan penutupan lubang yang simetris.
b.      Tekanan efektif rata-rata biasanya ;lebih rendah dari yang menggunakan cara pembukaan dan penutupan lubang yang tidak simetris.
c.       Daya persatuan berat motor lebih tinggi karena tidak dilengkapi alat khusus untuk membuka dan menutup lubang.

2.      PEMBILASAN TUKIK BALIK
a.       Lubang di atas lubang isap, pada sisi ynga sama.
b.      Biasanya digunakan pada motor dengan dimensi besar.

3.      PEMBILASAN RUANG ENGKOL
a.       Udara dalam ruang engkol di tekan  torak ketika bergerak dari TMA menuju TMB
b.      Ketika bagian atas torak melewati lubang bilas maka udara segar masuk ke dalam silinder dan mendorong keluar gas sisa pembakaran.

4.      PEMBILASAN DENGAN POMPA CENTRIFUGAL
a.       Popa bilas sentrifugal di gerakkan okeh motor tersendiri.
b.      Tekanan udara yang masuk kedalam silinder sebanding pangkat dua dari putaran pompa.

Ruang bakar motor Diesel
Ruang bakar di rancang  untuk mendapatkan suatu proses pembakaran sempurna dan mendapatkan campuran bahan bakar dan udara yng homogeny. Jika dibandingkan dengan motor bensin, ruang bakar motor diesel sangat rumit. Hal itu di sebabkan, pada motor diesel hanya udara saja yang dikompresikan dan bahan bakar di injeksikan pada akhir kompresi. Hal ini mungkin memerlukan waktu.

Bahan bakar motor Diesel
            Bahan bakar motor diesel biasa disebut gas oil atau ligh oil atau solar. Bahan bakar ini  merupakan suatu campuran hidrokarbon yang telah didiestilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperature 200 sampai dengan 340.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS